Expected Monetary Value (EMV) termasuk salah satu penggunaan teknik diagram pohon keputusan (decision tree) yang dipakai untuk menentukan pilihan terbaik saat hasil di masa depan memiliki ketaktentuan.
EMV merupakan teknik analisa risiko secara kuantitatif pada manajemen proyek yang menjabarkan risiko melalui dua sisi: kemungkinan terjadinya risiko (risk probability) dan dampak keuangan jika risiko terjadi (risk monetary value).
EMV bisa dipakai untuk membantu dalam memilih proyek apa saja yang akan diprioritaskan pengerjaannya ataupun diajukan penawarannya oleh organisasi, sehingga organisasi tidak terjebak dalam kecenderungan memakai strategi yang terlalu agresif ataupun sebaliknya, memakai strategi yang terlalu konservatif dalam memilih proyek.
Jika dihadapkan pada pilihan lebih dari satu proyek yang bisa dikerjakan organisasi, berdasarkan EMV, organisasi bisa memprioritaskan proyek yang mempunyai angka EMV positif terbesar.
Contoh Soal
Suatu perusahaan dihadapkan pilihan diantara dua proyek yang perlu diprioritaskan pengerjaannya. Berdasarkan estimasi ahli di perusahaan, didapat beberapa perkiraan untuk proyek A dan proyek B.
Proyek A mempunyai 80% kemungkinan berhasil dan 20% kemungkinan gagal. Jika proyek A berhasil diselesaikan, perusahaan akan untung USD 70.000 dan jika gagal akan rugi USD 10.000
Proyek B mempunyai 70% kemungkinan berhasil, 10% kemungkinan gagal pada tahap awal pelaksanaan dan 20% kemungkinan gagal pada tahap pertengahan pelaksanaan. Jika berhasil perusahaan akan untung USD 100.000, jika gagal di tahap awal akan rugi USD 10.000 dan jika gagal di tahap pertengahan akan rugi USD 60.000
Berdasarkan perhitungan Expected Monetary Value (EMV), proyek mana yang perlu diprioritaskan?
Pengerjaan Soal
Untuk mengerjakan soal ini, pertama-tama kita susun kembali informasi awal soal ke dalam tabel. Tabel mempunyai kolom untuk nama proyek, kondisi, probability (P) terjadinya kondisi, impact (I) atau dampak keuangan dari terjadinya kondisi, dan hasil kali P dan I (P.I)
Ada dua proyek, A dan B. Dimana proyek A mempunyai dua kondisi (berhasil dan gagal), dan proyek B mempunyai tiga kondisi (berhasil, gagal di awal, dan gagal di pertengahan).
Berikutnya kita masukkan angka-angka probability (P) dan impact (I) dari semua kondisi untuk proyek A dan B dari informasi soal.
Ingatlah bahwa, jumlah total probability (P) untuk setiap proyek harus sebesar 100%. Di tabel ini, nilai dampak (impact/I) dari kerugian yang bernilai negatif ditulis dalam tanda kurung, seperti yang umumnya dipakai di bidang keuangan.
Selanjutnya kita lakukan perhitungan untuk kolom P.I yaitu hasil kali antara probability (P) dan impact (I) untuk setiap kondisi dalam proyek.
Untuk mendapatkan EMV dari proyek, kita menjumlahkan kolom P.I untuk setiap proyek. Ingat bahwa angka dalam kurung artinya bernilai negatif.
EMV proyek A = 56.000 + (2.000) = USD 54.000
EMV proyek B = 70.000 + (1.000) + (12.000) = USD 57.000
Jadi berdasarkan perhitungan EMV, proyek B akan disarankan untuk mendapat prioritas karena mempunyai EMV yang lebih besar.
Latihan Soal
Suatu perusahaan dihadapkan pilihan diantara dua proyek yang perlu diprioritaskan pengerjaannya. Berdasarkan estimasi ahli di perusahaan, didapat beberapa perkiraan untuk proyek A dan proyek B.
Proyek A mempunyai 70% kemungkinan berhasil dan 30% kemungkinan gagal. Jika proyek A berhasil diselesaikan, perusahaan akan untung USD 90.000 dan jika gagal akan rugi USD 30.000
Proyek B mempunyai 80% kemungkinan berhasil, 10% kemungkinan gagal pada tahap awal pelaksanaan dan 10% kemungkinan gagal pada tahap pertengahan pelaksanaan. Jika berhasil perusahaan akan untung USD 70.000, jika gagal di tahap awal akan rugi USD 20.000 dan jika gagal di tahap pertengahan akan rugi USD 40.000
Berdasarkan perhitungan Expected Monetary Value (EMV), proyek mana yang perlu diprioritaskan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar